Senin, 09 September 2013

pria singapura pemilik 6000 barbie

Cat putih dan tangga abu-abu dari rumah Jian Yang yang terlihat rapih tidak menunjukkan tanda-tanda mengejutkan yang terdapat di dalamnya – sebuah ruang tengah berwarna pink dan koleksi lebih dari 6.000 boneka Barbie.
Barbie collector Jian Yang talks about his collection at his home in Singapore.


Pria Singapura berusia 33 tahun itu menyukai dekorasi minimalis, namun Barbie dan 3.000 boneka lainnya mendominasi tiga sisi dari ruang utama dan meluber hingga mengisi sembilan lemari kaca di ruang ganti dan rak-rak ruang belajarnya.

 “Aneh merupakan sifat saya,” kata Yang kepada Reuters. “Ketika Anda bertemu saya di luar sana, saya bukanlah orang semacam itu. Saya tidak seperti yang Anda bayangkan dari pria yang mengoleksi boneka.”

Yang memiliki ketertarikan secara profesional dalam hal mainan dan tren konsumen karena ia adalah direktur strategi di Omicom Media Group. Namun koleksi Barbie-nya sudah dimulai saat berusia 13 tahun ketika dia membeli model ‘Great Shape’ dengan pakaian olahraga Spandex berwarna turquois dan kaus kaki garis-garis.

Barbie collector Jian Yang stands on a stool as he arranges part of his collection at his home in Singapore.


 “Waktu kecil, saya belum paham tentang norma sosial (bahwa pria tak main boneka Barbie). Saya adalah seorang bocah yang menonton tentang Barbie di TV, menyukainya, dan tidak diizinkan untuk memiliki boneka itu,” katanya. “Saat saya tumbuh dewasa, mendapatkan penghasilan sendiri, saat itulah saya mulai mendapatkan kemerdekaan untuk membeli apa pun yang saya inginkan.”

Ketertarikan saat dia kanak-kanak berubah menjadi “obsesi gila” yang didukung teman-temannya dan diterima keluarganya.

“Saya sangat suka mengoleksi, saya sangat suka mengumpulkan,” kata Yang. “Saya juga memliki mantan kekasih yang tidak nyaman dengan semua benda ini... Mereka akan melihat boneka-boneka itu dan mengatakan “Ok, ini adalah sainganku,” yang cukup mengganggu tapi itulah realitasnya.”

Pria yang menganggap dirinya “toy nerd” itu mengaku dia telah menghabiskan sedikitnya 500.000 dolar Singapura (sekitar Rp4,49 miliar) untuk koleksinya selama 20 tahun terakhir, yang terdiri dari ratusan boneka mulai dari seri Bratz Girls, Monster High dan Jem and the Holograms. 

“Jelek itu seksi”
Barbie, diluncurkan pada 1959 dengan mengenakan pakaian renang berpola zebra, terjual lebih dari satu miliar boneka. Namun bagi Mattel Inc, produsen mainan yang membuatnya, penjualan boneka itu dan produk terkait lainnya turun 12 persen pada periode April hingga Juni tahun ini – penurunan empat kuartal berturut-turut – saat selera berubah.

Yang mengatakan, Barbie merupakan sebuah ikon yang masih memiliki masa depan namun “relevansinya memudar” saat para putri dan balerina memberi jalan kepada penggambaran dan kisah hantu yang dipopulerkan film-film vampir seperti ‘Twilight’ dan ‘New Moon’.

“Itulah peluang yang dilirik Mattel,” katanya. “Mereka menganggap bentuk jelek itu seksi dan memutuskan untuk membuat Monster High karena mereka tahu Barbie tidak akan pernah menjadi monster.” Hasbro Inc, pesaing utama Mattel sekaligus klien Yang dalam pekerjaannya, membuat perubahan serupa pada boneka-bonekanya.

Boneka Barbie tertua Yang berasal dari awal 1960-an, termasuk salah satunya yang mengenakan pakaian perawat dengan kacamata berbentuk mata kucing. Namun kecintaannya berjalan seiring dengan beragam era dan gaya, termasuk puluhan Barbie dengan kostum negara dan edisi mirip Grace Kelly, Barbra Streisand, Carol Burnett dan Elizabeth Taylor.

Boneka Barbie terlangka yang ia miliki merupakan sebuah model yang hanya dijual di butik dari label fashion Comme de Garcons. “Teman saya menemukannya di Hong Kong dan langsung menelepon saya untuk memberi tahu,” ujarnya.

Di lemari kaca dengan yang menjulang hingga ke atap di ruang tengah, Osama bin Laden sedang minum bersama Saddam Hussein serta Maleficent, penyihir jahat dari “Sleeping Beauty”, Jackie Onassis dan Lady Diana hanya memandang ke depan. Di tempat lainnya ada Elvis Presley, Sean Connery sebagai James Bond dan karakter-karakter dari “Harry Potter” dan “Star Trek”. 

Namun yang paling keren adalah warna lantainya yang tidak sekadar pink, tapi juga memasukkan nuansa warna khas Barbie – Pantone 219 C.

 “Saya bepergian untuk bekerja, saya bepergian untuk berlibur, jadi saya menemukan boneka di semua tempat,” tutur Yang.

Dalam perjalanan terakhinya ke New York, dia membeli 65 boneka. Dia akan pergi ke sana lagi pada bulan ini dan dipastikan akan mengunjungi toko lainnya. Yang juga mendapatkan boneka sebagai hadiah dan membelinya di pelelangan dan online.

Dia tidak berencana untuk berhenti, jadi apa yang akan dia lakukan saat dia rumahnya sudah tidak muat lagi?

 “Saya akan membeli rumah lagi,” candanya, sambil menunjuk rumah di sebelah. “Saya masih memiliki tembok kosong di sebelah sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar